Rabu, 22 Januari 2014

Imam Mahdi dan Tanda-tanda Kedatangannya

  Imam Mahdi dan Tanda-tanda Kedatangannya
.
Imam Mahdī (Arab الإمام المهدي, Muhammad al-Mahdī, Mehdi; "Seseorang yang memandu") adalah seorang muslim berusia muda yang akan dipilih oleh Allah untuk menghancurkan semua kezaliman dan menegakkan keadilan di muka bumi sebelum datangnya hari kiamat.
Imam Mahdi sebenarnya adalah sebuah nama gelar sebagaimana halnya dengan gelar khalifah, amirul mukminin dan sebagainya. Imam Mahdi dapat diartikan secara bebas bermakna "Pemimpin yang telah diberi petunjuk". Dalam bahasa Arab, kata Imam berarti "pemimpin", sedangkan Mahdi berarti "orang yang mendapat petunjuk".
Nama Imam Mahdi sebenarnya seperti yang disebutkan dalam hadist di bawah, ia bernama Muhammad (seperti nama Nabi Muhammad), nama ayahnya pun sama seperti nama ayah Nabi Muhammad SAW yaitu Abdullah. Nama Imam Mahdi sama persis dengan Rasulullah SAW yaitu Muhammad bin Abdullah.
Share:

Tawakal Sepanjang Jalan Terjal

Musafir ilallah, orang yang menempuh jalan menuju Allah adalah manusia yang kuat dan pemberani. Bagaimana tidak, jalan kebenaran untuk meraih keridhaan Allah saat berjumpa dengan-Nya adalah jalan yang penuh resiko. Telah tampak dari kejauhan bahaya yang menghadang. Jalan yang terlihat sepi dari pejalan, rawan dengan gangguan dari pihak-pihak yang tak ingin ada orang-orang yang melewati jalan itu. Akan tetapi, musafir di jalan Allah tetap keukeuh meniti jalan itu.

Bekal Sepanjang Jalan yang Terjal
Karena ia memiliki senjata ampuh, yang membuatnya lebih kuat dari umumnya manusia. Ia memiliki senjata ampuh untuk mendaki jalan yang terjal. Ia memiliki bekal yang paling memadai untuk mengatasi segala persoalan yang akan dihadapinya. Senjata dan bekal itu adalah tawakal, sebagaimana firman Allah:
وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
“Barang siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah mencukupinya.” (QS. ath-Thalaq: 3).
Share:

Nikmat Beribadah bersama Keluarga

Nikmat Beribadah bersama Keluarga

Sebagai pemimpin keluarga, kita harus tahu bahwa pondasi sakinah di dalam keluarga adalah ketaatan kepada Allah. Sebagaimana Imam Hasan al-Bashri pernah berkata, “Demi Allah, tidak ada sesuatu yang lebih menentramkan hati seorang muslim, melebihi saat dia melihat orang tua, anak, pasangan atau saudaranya, menjadi hamba-hamba yang taat kepada Allah.” Sehingga selain membawa anggota keluarga menjadi manusia-manusia yang faham tentang agama Allah, membuat mereka mengerti bahwa ialah satu-satunya kebenaran yang mutlak, kita juga harus memastikan ketaatan itu hadir dalam keluarga sebagai bentuk aplikatif atas berbagai ilmu yang kita miliki.
Share: