SDIT Ulul Albab Pekalongan
Islamic Full Day Schooll: Sekolah Islam Terpadu di PekalonganMemadukan Pengetahuan Umum dan Islam
ADZAN shalat dzuhur berkumandang. Anak-anak laki-laki berpakaian rapi dengan wajah bersih ceria dari berbagai sudut kelas berduyun-duyun mendatangi Masjid, sementara anak-anak perempuan dengan berjilbab rapi sambil membawa mukena juga serentak menuju ke arah masjid. Tidak menunggu lama Masjid yang bernama Al Islah ini sudah penuh sesak dengan para siswa. Nampak sedikit ada pemandangan unik, anak-anak berebut untuk mendapatkan shof yang paling depan. Saat ditanyakan kenapa berebut shof depan, apakah ingin mendapatkan fadhilah/pahala yang besar, salah satu siswa menyebutkan, “kalau di shaf depan, keluar masjidnya duluan”, katanya polos.
Memang aturan yang dibuat, urutan keluar setelah sholat berjamaah, bagi siswa-siswi yang shafnya didepan mendapatkan penghargaan untuk keluar lebih dahulu dibanding yang berada di shaf belakang. Sambil menunggu sebagian siswa-siswi yang sedang berwudhu, kemudian nampak salah seorang Ustadz maju ke arah pengimaman (tempat imam) memandu siswa-siswi Tilawah Al-Qur’an bersama-sama menghafalkan Al-Qur’an dengan nada bacaan Al-Qur’annya khas nampak nadanya sama, kurang lebih sekitar sepuluh menit, akhirnya sholatpun dimulai. Setelah sholat berjamaah, siswa-siswi tetap di Masjid dengan melanjutkan membaca wirid ba’da sholat dan melakukan sholat sunah ba’diyah dzuhur.
Begitulah sebagian potret aktifitas sehari-hari di SDIT Ulul Albab Pekalongan. Sholat dzuhur dan asar berjamaah, sholat sunah dhuha, menghafalkan Al-Qur’an, dan aktifitas pembelajaran lainnya nampak begitu hidup. Ada Guru yang mengajar sambil duduk lesehan bersama-sama siswa dalam posisi melingkar, ada juga guru yang sedang mengajar dengan menggunakan Multimedia di ruang Audio, ada juga guru yang mengajar dengan membawa siswa-siswinya di perpustakan, dan bahkan ada juga yang mengajar sambil lotekan bersama. Saat istirahat nampak sebagian siswa bermain bola di lapangan halaman sekolah, sementara yang lainnya lagi nampak asik berada di perpustakaan. Di perpustakaan sebagian siswa nampak asik-masuk dengan membaca buku-buku Ensiklopedi, sementara sebagian lainnya asik di depan komputer yang terfasilitasi dengan program-program pembelajaran interaktif, nampak siswa sangat enjoy dan senang. Di Kelas, di halaman dan di koridor yang nampak bersih dan terjaga kebersihannya itu mereka belajar dan bermain, bermain dan belajar satu hari full, dari jam 07.00 sampai setelah sholat ashar.
Ya, Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Ulul Albab memang sekolah Full Day dengan brandnya Islamic Full Day School. Disamping kegiatan tersebut ada berbagai kegiatan pekanan, bulanan, tengah semesteran, seperti berbagai kegiatan ekstrakurikuler, MABIT (malam bina iman dan taqwa); Puasa Sunah bersama, Outbond/SuperCamp, Kunjungan Luar, Fun Coocing, Busines Day, English Day dan berbagai kegiatan lainnya.
Dengan kekhasannya tersebut, menjadikan SDIT Ulul Albab menjadi salah satu sekolah yang menjadi pilihan utama para orang tua di Kota Pekalongan dan sekitarnya dari ujung Kedungwuni sampai Batang sampai Wiradesa, terutama yang menginginkan putra-putrinya mendapatkan layanan pendidikan secara baik dalam ilmu umum dan agama serta bimbingan keagamaan sekaligus.
Menurut Kepala Sekolah SDIT Ulul Albab Pekalongan, Drs. Bambang Subekti, salah satu program yang menjadi unggulan sekolah adalah program Muatan Lokal Khusus Tahfidzul Qur’an, dengan arget Kurikulum Tahfidzul Qur’an, siswa-siswi hafal 1 sampai 10 Juz setelah lulus. Sampai saat ini tingkat keberhasilannya sudah ada beberapa siswa yang telah berhasil menghafal Al-Qur’an sebanyak 4 Juz, dan kini sudah memasuki program 5 juz. Program ini semakin istimewa dengan dibimbing oleh banyak asatidz/asatidzah, yang 5 diantaranya Hafidz/Hafidzah, yaitu Ustadz Muhammad Zen Al Hafidz, Ustadz Abdul Adzim Al Hafidz, Ustadz Saefudin Alwi Al Hafidz, Ustadzah Aisyah Amiry Al Hafidz, Ustadzah Istiqomah Al Hafidz, dan beberapa lainnya yang kandidat Hafidz, demikian tutur Drs. Bambang Subekti, yang juga seorang Relawan BKM Arrohmah Duwet ini.
Dipaparkan, SDIT Ulul Albab Pekalongan berdiri terhitung mulai 15 Maret 2002/1 Muharram 1423 H, melalui surat Keputusan Yayasan P2SI Al-Ummah No. 19/YP2SI/III/2002 dan mendapatkan Ijin Operasional dari Dinas Pendidikan Kota Pekalongan No. 421./256 tertanggal 17 Februari 2003. SDIT Ulul Albab Pekalongan berupaya mendidik tunas-tunas bangsa agar memiliki kompetensi yang tinggi dan memliki wawasan keislaman yang utuh, menyeluruh, dan terpadu. “Keterpaduan sebagai ciri khas SDIT Ulul Albab adalah bahwa alumninya diharapkan menguasai Ilmu Kauniyah dan Ilmu Qouliyah secara komprehensif” jelas Bambang
Bambang Subekti menuturkan, bahwa kekhasan SDIT Ulul Albab Pekalongan sebenarnya terletak pada visi-misinya, cita-citanya ruhnya, semangatnya. Visinya, yakni “Membentuk Syaksiyah Islamiyah Kamilah Mutakamilah (Kepribadian Islam yang utuh dan sempurna) yang terintegrasi dalam iman, ilmu dan amal serta unggul dalam prestasi dan berkarya”. Sedangkan Misinya adalah, pertama : Berusaha meletakkan dan menumbuhkan rasa percaya dan taqwa kepada Allah SWT sehingga menjadi pribadi-pribadi yang Islami. Kedua, Melaksanakan sistem pembelajaran dan bimbingan secara efektif, sehingga setiap siswa dapat berkembang secara optimal sesuai dengan potensi dan bakatnya. Ketiga, Menumbuhkan semangat kesungguhan secara intensif kepada seluruh warga sekolah. Keempat, Berusaha meletakkan dasar-dasar pendidikan secara proporsional, utuh, menyeluruh, dan seimbang antara aspek akal, ruhiyah, dan jasadiyah, juga dzikir, fikir dan ikhtiar, antara kognitif, afektif, dan psikomotor, antara individu, keluarga dan masyarakat, antara iman taqwa (IMTAQ) dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), antara ayat kauniyah/semesta dan Qouliyah/Qur'aniyah serta kepentingan dunia dan akhirat, dan Kelima, Membawa perubahan dari sistem pendidikan konvensional menuju sistem pendidikan Islam yang lebih modern dan kompetitif.
Lebih lanjut Bambang Subekti menjelaskan, SDIT Ulul Albab adalah bagian dari Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Indonesia. Istilah ”Terpadu” yang dipergunakan disini dimaksudkan adalah sebagai penguat (taukid) dari Islam itu sendiri. Maksudnya Islam yang utuh menyeluruh, yang integral, bukan parsial, syumuliyah bukan juz’iyah. Hal ini menjadi semangat utama dalam gerak dakwah di bidang pendidikan ini sebagai ”perlawanan” terhadap pemahaman sekuler, dikotomi, juz’iyah. Kami menolak Sekulerisasi dalam dunia pendidikan dan seluruh aspek kehidupan lainnya, demikian tegasnya.
Masih menurur Bambang, dalam aplikasinya SIT diartikan sebagai sekolah yang menerapkan pendekatan penyelenggaraan dengan memadukan pendidikan umum dan pendidikan agama menjadi satu jalinan kurikulum. Dengan pendekatan ini semua, semua mata pelajaran dan semua kegiatan sekolah tidak lepas dari bingkai ajaran dan pesan nilai Islam. Tidak ada dikotomi, tidak ada keterpisahan, tidak ada ”sekulerisasi” dimana pelajaran dan semua bahasan lepas dari nilai dan ajaran Islam, ataupun ”sakralisasi” dimana Islam diajarkan terlepas dari konteks kemaslahatan kehidupan masa kini dan masa depan.” beber Bambang.
Sehingga, pelajaran umum seperti Matematika, IPA, IPS, bahasa, jasmani/kesehatan, dan ketrampilan dibingkai dengan pijakan, pedoman, dan panduan Islam. Sementara di pelajaran agama, kurikulum diperkaya dengan pendekatan kontek kekinian dan kemanfaatan, dan kemaslahatan.
Sementara itu, H.M. Sholahudin, MA Ketua YP2SI Al-Ummah yayasan yang menaungi SDIT Ulul Albab menyampaikan, bahwa Landasan Filosofis pendirian SDIT Ulul Albab antara lain bersumber dari QS. Al Imron (3): 191–192. tentang Generasi Ulul Albab "(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau,maka peliharalah kami dari siksa neraka". "Ya Tuhan kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia dan tidak ada lagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun".
Dikutip dari : Radar Pekalongan, Senin 31 Januari 2011, h. 5.