MENJALANI HOMESCHOOLING DI TENGAH KESIBUKAN
.
.
Minggu lalu, kami mengalami jadwal yang sangat padat.
Selama beberapa hari berturut-turut, Lala ada kegiatan keluar. Dan itu
semua mempengaruhi proses homeschooling yang kami jalani.
Dimulai dengan pelatihan web design yang
diselenggarakan Bisma Center pada Jumat-Sabtu. Hari Minggu mengisi pelatihan
membuat lagu anak di Kancil dan malamnya
memoderatori webinar Ibu Profesional Senin menemani Ibu berobat dan operasi gigi di
RSPAD. Selasa menjadi dosen tamu tentang web development di Vokasi UI. Rabu
pemotretan Klub OASE bersama sebuah
majalah parenting.
Wow! Itu jadwal terpadat sampai saat ini yang pernah
kami jalani dalam rentang waktu satu minggu. Sebelum “hari H”, kesibukan
juga tak kalah padat banyak sekali persiapan yang harus dilakukan, terutama
materi presentasi dan modul-modul untuk pelatihan.
Lalu bagaimana proses homeschooling anak-anak?
Ya, itulah bagian dari tantangan dalam proses homeschooling, saat
kesibukan tiba-tiba menghadang.
Berikut ini beberapa tips dan pengalaman praktis
homeschooling yang kami jalani saat berada dalam kondisi kesibukan.
Melonggarkan hati, memantau reaksi
Hal pertama yang kami lakukan adalah melonggarkan ekspektasi homeschooling kami dengan cara berfokus pada hal yang memang sedang harus diselesaikan (yaitu pekerjaan) sambil terus memantau reaksi anak-anak. Kondisi ini sifatnya sementara (temporer), bukan selamanya. Ini bagian dari dinamika hidup yang anak-anak pun perlu belajar menjalaninya. Buat kami, ini adalah pengalaman penting bagi Duta yang ditinggal ibunya selama beberapa hari. Ibunya belajar “tega”, Duta belajar mandiri, dan aku belajar menangani Duta, terutama saat ibunya pergi di pagi hari.
Hal pertama yang kami lakukan adalah melonggarkan ekspektasi homeschooling kami dengan cara berfokus pada hal yang memang sedang harus diselesaikan (yaitu pekerjaan) sambil terus memantau reaksi anak-anak. Kondisi ini sifatnya sementara (temporer), bukan selamanya. Ini bagian dari dinamika hidup yang anak-anak pun perlu belajar menjalaninya. Buat kami, ini adalah pengalaman penting bagi Duta yang ditinggal ibunya selama beberapa hari. Ibunya belajar “tega”, Duta belajar mandiri, dan aku belajar menangani Duta, terutama saat ibunya pergi di pagi hari.
Melonggarkan jadwal dan kegiatan
homeschooling
Hal lain yang juga menenangkan adalah orientasi homeschooling yang dijalani berjangka panjang. Anggap saja dalam masa kesibukan ini mereka sedang liburan 1 minggu dan anak-anak bebas berkegiatan apapun. Jika ada hal yang dianggap penting, bisa dipantau, dititipkan, atau digantikan nanti setelah ritme kegiatan menjadi normal kembali. Walaupun kami punya jadwal kegiatan belajar anak-anak, pemantauan untuk satu minggu itu kami longgarkan.
Hal lain yang juga menenangkan adalah orientasi homeschooling yang dijalani berjangka panjang. Anggap saja dalam masa kesibukan ini mereka sedang liburan 1 minggu dan anak-anak bebas berkegiatan apapun. Jika ada hal yang dianggap penting, bisa dipantau, dititipkan, atau digantikan nanti setelah ritme kegiatan menjadi normal kembali. Walaupun kami punya jadwal kegiatan belajar anak-anak, pemantauan untuk satu minggu itu kami longgarkan.
Kerjasama pasangan tak terelakkan
Kerjasama pasangan adalah hal yang tak terelakkan dalam homeschooling, apalagi dalam kondisi kesibukan yang tinggi. Salah satu harus mengalah dan mengambil alih sebagian tanggung jawab yang ditinggalkan. Dalam kasus kami, konsekuensi dari kondisi ini adalah aku harus mengambil alih sebagian kegiatan rumah tangga dan lebih menangani proses homeschooling anak-anak. Saat ini, kami sendiri merasa sangat tertolong karena ada Ibu yang tinggal di rumah. Tetapi, beban tambahan menangani semua urusan anak-anak (yang biasanya dipegang oleh Lala), mau tak mau harus aku jalani.
Kerjasama pasangan adalah hal yang tak terelakkan dalam homeschooling, apalagi dalam kondisi kesibukan yang tinggi. Salah satu harus mengalah dan mengambil alih sebagian tanggung jawab yang ditinggalkan. Dalam kasus kami, konsekuensi dari kondisi ini adalah aku harus mengambil alih sebagian kegiatan rumah tangga dan lebih menangani proses homeschooling anak-anak. Saat ini, kami sendiri merasa sangat tertolong karena ada Ibu yang tinggal di rumah. Tetapi, beban tambahan menangani semua urusan anak-anak (yang biasanya dipegang oleh Lala), mau tak mau harus aku jalani.
Kegiatan belajar mandiri anak
Kemampuan belajar mandiri adalah hal penting dalam homeschooling. Karena anak-anak sudah mulai besar dan terbiasa berkegiatan mandiri, kami sekarang mulai memetik hasilnya. Yudhis menjalani proses homeschoolingnya dengan kegiatan Photoshop dan belajar pemrograman. Tata sibuk belajar matematika, animasi, dan craft. Duta sibuk dengan Disney Junior, Thomas, dan permainan iPad-nya. Sesekali aku mencek, bertanya dan mendampingi proses belajar mereka. Oleh karena itu, adalah sebuah hal penting untuk membiasakan proses belajar yang mandiri, di mana anak dididk dan dibiasakan untuk mengelola proses belajar mereka sendiri tanpa harus tergantung pada kehadiran kita di sebelahnya.
Kemampuan belajar mandiri adalah hal penting dalam homeschooling. Karena anak-anak sudah mulai besar dan terbiasa berkegiatan mandiri, kami sekarang mulai memetik hasilnya. Yudhis menjalani proses homeschoolingnya dengan kegiatan Photoshop dan belajar pemrograman. Tata sibuk belajar matematika, animasi, dan craft. Duta sibuk dengan Disney Junior, Thomas, dan permainan iPad-nya. Sesekali aku mencek, bertanya dan mendampingi proses belajar mereka. Oleh karena itu, adalah sebuah hal penting untuk membiasakan proses belajar yang mandiri, di mana anak dididk dan dibiasakan untuk mengelola proses belajar mereka sendiri tanpa harus tergantung pada kehadiran kita di sebelahnya.
Bersikap fleksibel dalam semua kondisi
Karena kondisi kesibukan ini tak terelakkan, komunikasi antara suami-isteri menjadi krusial. Kami berusaha terus mengkomunikasikan berbagai hal diantara kami. Dialog terus dibangun, fleksibilitas dikedepankan untuk mengatasi segala hal tak diharapkan yang mungkin terjadi. Dengan kelapangan hati dan fleksibilitas antara suami isteri, riak-riak yang terjadi selama masa sibuk itu lebih bisa ditangani hingga akhirnya menuju hari-hari yang normal seperti biasa.
Karena kondisi kesibukan ini tak terelakkan, komunikasi antara suami-isteri menjadi krusial. Kami berusaha terus mengkomunikasikan berbagai hal diantara kami. Dialog terus dibangun, fleksibilitas dikedepankan untuk mengatasi segala hal tak diharapkan yang mungkin terjadi. Dengan kelapangan hati dan fleksibilitas antara suami isteri, riak-riak yang terjadi selama masa sibuk itu lebih bisa ditangani hingga akhirnya menuju hari-hari yang normal seperti biasa.
Itulah sedikit pengalaman homeschooling di tengah
kesibukan yang kami jalani.