Agar Tidur Kita Ada Pahala
Tidur merupakan aktifitas yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia. Ia adalah suatu kondisi istirahat alami yang sangat penting untuk kesehatan manusia. Jika tubuh lelah, secara alami dan otomatis seseorang akan merasa mengantuk sehingga memaksa tubuhnya untuk beristirahat baik fisik maupun mentalnya. Ini merupakan kenikmatan yang diberikan Alloh kepada hamba-Nya agar bisa beristirahat setelah seharian penat bekerja. Alloh berfirman:
وَهُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ اللَّيْلَ لِبَاسًا وَالنَّوْمَ
سُبَاتًا وَجَعَلَ النَّهَارَ نُشُورًا
“Dialah yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dan tidur
untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk bangun berusaha.“ (QS.
Al Furqan: 47)Para ahli tafsir menyebutkan bahwa maksud subatan dalam ayat ini adalah beristirahat dari penatnya kerja di siang hari.
Kebanyakan manusia membutuhkan waktu tidur kurang lebih sekitar sepertiga waktu hidupnya atau sekitar 6-8 jam sehari. Jika sekarang umur kita 30 tahun, maka 10 tahun kita gunakan untuk tidur. Alangkah ruginya jika ia berlalu saja tanpa ada nilai yang bisa diraih. Padahal sejatinya Rasulullah n telah mengajarkan beberapa adab berkenaan dengan tidur agar tidur kita bernilai ibadah dan mendatangkan pahala.
Ada pahala sebelum tidur
Rasulullah n biasa tidur di awal waktu dan bangun di penghujung malam kecuali dalam kondisi terpaksa seperti menerima tamu, belajar, atau melayani keluarga
Aisyah menyebutkan, “Bahwasanya Rasulullah n tidur pada awal malam dan bangun pada penghujung malam, lalu beliau melakukan shalat.” (Muttafaq `alaih)
Usahakan agar kita bisa berwudhu sebelum tidur, setelah itu berbaring miring ke sebelah kanan dengan meletakkan tangan kanan di bawah pipi.
Sahabat Rasulullah, Al-Bara’ bin `Azib menuturkan, Rasulullah n bersabda, “Apabila kamu akan tidur, maka berwudhulah sebagaimana wudhu untuk shalat, kemudian berbaringlah dengan miring ke sebelah kanan…” Dan tidak mengapa berbalik ke sebelah kiri nantinya.
Dari Hafshah binti Umar bahwasanya Rasulullah n ketika hendak tidur, beliau selalu meletakkan tangan kanannya di bawah pipi, kemudian mengucapkan
اللَّهُمََّ قِنِي عَذَابَكَ يَوْمَ تَبْعَثُ عِبَادَكَ
“Ya Alloh, peliharalah diriku dari siksa-Mu pada hari Engkau membangkitkan hamba-hamba-Mu.” (HR. Abu Dawud)Dilanjutkan membaca do’a:
بِاسْمِكَ اللَّهُمَّ أَمُوْتُ وَ أَحْيَا
“Dengan nama-Mu, Ya Alloh, aku mati dan hidup.” (HR. Bukhari dan Muslim)Jangan lupa untuk mengibaskan sprei / alas tidur tiga kali sebelum berbaring,
Rasulullah n bersabda, “Apabila seorang dari kalian akan tidur pada tempat tidurnya, maka hendaklah mengibaskan kain tempat tidurnya itu terlebih dahulu, karena ia tidak tahu apa yang ada di atasnya.” Di dalam satu riwayat dikatakan, “Tiga kali.” (Muttafaq `alaih)
Setelah itu menyatukan kedua ujung telapak tangan kemudian meniupnya seraya membaca surat Al Ikhlash, Al Falaq, dan An-Naas lalu mengusapkannya ke seluruh tubuh yang bisa dijangkau. Dengan ayat-ayat tersebut Rasulullah n memohon perlindungan kepada Allah dari segala sesuatu yang membinasakan, terutama dari hewan-hewan berbisa dan serangga mematikan saat beliau tidur di ranjangnya dan tidak menyadari segala apa yang mendatanginya serta segala apa yang terjadi padanya. Jika kita mengamalkan hal ini niscaya kita akan selalu berada dalam penjagaan Alloh di saat kita tidur.
Disunahkan pula membaca ayat kursi. Jika kita membaca ayat ini niscaya syetan tidak akan berani mendekati kita sampai pagi hari. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Rasulullah ketika mengomentari ayat kursi yang diajarkan oleh Iblis kepada Abu Hurairah setiap hendak beranjak tidur agar terhindar dari godaan syetan. Peristiwa ini terjadi ketika Iblis tiga kali tertangkap basah oleh Abu Hurairah mencuri harta zakat. Beliau bersabda, “Ia telah berlaku jujur kepadamu, meski sejatinya ia adalah pembohong.”
Ada pahala setelah bangun
Mungkin di antara kita ada yang pernah terbangun di tengah malam karena mimpi buruk atau kaget mendengar suara yang mengejutkan. Jika kita mengalami hal yang demikian, maka kita dianjurkan untuk berdo’a:
أَعُوْذَ بِكَلٍِمَاتِ اللهِ التَامَّةِ مِنْ غَضَبِهِ وَشَرِّ عِبَادِهِ، وَمِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِيْنِ وَاَنْ يَحْضُرُنِ
“Aku berlindung dengan Kalimatullah yang sempurna dari murka-Nya, kejahatan hamba-hamba-Nya, dari gangguan syetan dan kehadiran mereka kepadaku.” (HR. Abu Dawud dan dihasankan oleh Al-Albani)
Meludahlah kekiri tiga kali, bacalah ta’awudz kemudian pindahlah posisi tidur atau kita bangun lalu sholat. Jangan ceritakan mimpi buruk ini kepada orang lain. Lain halnya jika kita bermimpi baik maka sunnah bagi kita untuk menceritakannya kepada orang-orang yang senang kepada kita.
Selain itu ketika bangun tidur hendak-nya kita mengucapkan,
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذْي أَحْيَانَا بَعْدَمَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُوْرُ
“Segala puji bagi Alloh yang telah menghidupkan kami setelah kami dimatikan-Nya, dan kepada-Nya lah kami dikembalikan.” (HR. Al-Bukhari).
Selanjutnya segera mengambil air wudhu, sebagaimana sabda Nabi n:
“Jika salah seorang diantara kalian bangun dari tidurnya hendaknya berwudhu dengan memasukkan air ke hidung tiga kali dan mengeluarkannya. Karena setan bermalam di hidungnya.” (Muttafaq ‘alaih)
Demikian diantara sunah Rasulullah yang berkaitan dengan tidur yang sudah mulai dilalaikan oleh umatnya. Padahal menghidupkan sunah Rasulullah pahalanya sangat besar terutama ketika sunah tersebut sudah tidak dikenal oleh masyarakat. Orang yg menghidupkan sunah ibarat pelopor, dan kapan diikuti maka ia akan mendapat pahala dari orang-orang yg mengikutinya. Itulah makna hadits Rasulullah n “Barangsiapa melakukan satu sunnah hasanah (sunnah yang baik) dalam Islam, maka ia mendapatkan pahalanya dan pahala orang-orang yang mengamalkan sunnah tersebut setelahnya tanpa mengurangi pahala-pahala mereka sedikitpun… “ (HR. Muslim)
Jika mampu kita kerjakan semua sunah diatas, namun jika tidak kita bisa kerjakan menurut kemampuan kita. Demikian yang dipesankan oleh Imam Nawawi. Wallahul Musta’an. (Abu Hanan)