Sabtu, 14 Mei 2011

Menjadi Umat yang Cerdas, Merealisasikan Mega Proyek Peradaban Islam

MENJADI UMAT YANG CERDAS, MEREALISASIKAN MEGA PROYEK PERADABAN ISLAM
  









Oleh : Ikhsan Pallawa, S.Pd.I
Koordinator Pusat Kajian Kepemimpinan Indonesia Masa Depan

Fath Al Mushili berkata bahwasanya hati jika ia tidak diberi hikmah dan ilmu selama tiga hari, maka ia akan mati. Karena sesungguhnya hidangan hati adalah ilmu dan hikmah, dan dengan itu ia akan hidup, sebagaimana hidangan bagi tubuh adalah makanan dan minuman.


Islam sangat menekankan kepada umatnya agar menjadi orang yang cerdas dan mampu menguasai ilmu pengetahuan, baik itu sifatnya ilmu syariah maupun humaniora. Seperti halnya pada zaman Rasulullah Muhammad saw waktu perang badar, dimana beliau meminta tebusan dengan pembebasan tawanan orang-orang musyrik dengan cara setiap tawanan diminta untuk mengajar baca tulis kepada 10 anak-anak muslim, hal ini dilakukan dalam rangka menghapuskan buta huruf dikalangan umat Islam kala itu.

Ilmu akan membantu manusia dalam kehidupannya, mempermudah jalan hidupnya, menyingkat waktu dan memperpendek jarak, sehingga yang jauh menjadi dekat dan yang keras menjadi lunak. Akan tetapi ilmu itu sendiri tidak dapat menjamin kebahagiaan seseorang dan tidak dapat membatasi perjalanannya, juga tidak mampu meluruskan egoismenya serta pengaruh nafsu jahatnya.

Karena itulah Islam hadir dengan konsep yang sempurna dalam penguasaan terhadap ilmu pengetahuan sehingga ada kontrol yang jelas terhadap keistimewaan ilmu pengetahuan karena sesungguhnya Ilmu ke-islam-an inilah yang akan memelihara ilmu materi/dunia dari berbagai penyimpangan dan kehancuran.

Islam sangat menganjurkan umatnya untuk belajar dan menuntut ilmu, serta menghormati kedudukan akal. Apalagi sekarang ini kita tengah berada di abad ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Segala macam peristiwa diseluruh muka bumi ini sebagian besarnya telah dapat kita ketahui hanya dalam hitungan menit bahkan detik. Dan saat ini pula kita hidup di zaman yang penuh pergolakan dan konflik antar ideologi dan pemikiran, maka, aktivis peradaban wajib berusaha dengan sungguh-sungguh dan maksimal memahami berbagai arus pemikiran yang berkembang. Wawasan ini akan memberikan warna tersendiri dalam menentukan tepat dan tidaknya suatu strategi begitu pula dengan kebenaran yang utama serta nilai dari setiap perbuatan. Kemajuan ilmu pengetahuan menjadi tantangan tersendiri bagi setiap aktivis peradaban dalam merealisasikan proyek terbesanya; yaitu menggapai kecemerlangan di millennium ketiga ini dengan mengembalikan peradaban yang dulu pernah menjadi peradaban terbesar dunia; kecemerlangan peradaban islam.

Sumber: http://www.islamedia.web.id/
Share: